Hari istimewa, budjed juga istimewa.. Di semua lini biaya naik dua kali lipat. Pemerintah menyerukan semua pengusaha memberikan THR, Tunjangan Hari Raya kepada semua karyawannya maksimal 1 bulan gaji, kalo yang PNS, karyawan BUMN dan Karyawan Swasta di perusahaan besar langsung terima gaji ke 13 atau bahkan ke 18.. Wuiiik! Sedaaap...
Eits tapi ada yang gak sedap! Hehe.. Para pengusaha UKM yang manajemen keuangannya masih amburadul, jangankan mikir THR mas, buat ngatur muter bahan baku aja pusingnya ampun! Akhirnya kadang asal-asalan, karyawan hanya di beri orson (sirup) dan sekaleng biskuit.
Hari yang ribet bisa GAK JADI RIBET kalo kita persiapkan jauh-jauh hari, bagaimanapun THR inilah jadi "tombo seneng" buat karyawan kita.
Caranya gimana mas? Ikuti langkah-langkah ini:
1. Siapkan rekening khusus, yes rekening yang tidak boleh diotak atik! Hanya bisa diambil setahun sekali pas menjelang lebaran. Simpan buku dan ATM nya di lipatan baju paling dalam.
2. Mulailah menabung tiap bulan, paksa! Yess wajib dipaksa supaya bisa nabung dana THR, jangan diambil pas akhir bulan, tapi tengah bulan ketika arus kas lancar berjalan, bukan di ujung bulan.
3. Berapa yang ditabung? Tergantung masing-masing usaha. Misal kamu punya 5 karyawan, total gaji sebulan 8 juta. Maka yang harus ditabung tiap bulan adalah: 8 juta / 12 bulan = sekitar Rp. 670.000
4. Terus pembagiannya? Nah ini kebijakan masing-masing perusahaan. Standarnya memang 1 kali gaji pokok bagi yang sudah bekerja minimal 1 tahun. Kalo misal ada perusahaan yang sedang untung besar karyawan mau dikasih THR dan bonus 2 kali gaji pokok juga boleh, syaratnya... ada duitnya! Hehe.. Kalo gak ada duitnya mau bayar pakai apa? Ngutang lagi? Wataaawww!!
Bagi yang belum bekerja minimal 1 tahun nah bisa diberikan dengan sistem prosentase masa kerja. Begini hitungannya:
Kerja min 1 tahun = 1 gaji pokok
Kerja 10 bulan = (10/12) x Gaji Pokok, Misal gaji pokok 2 juta maka = 10/12 x 2 juta = 1.666.000.
Paham gitu yaaa..
Kalo kerja baru 3 bulan = 3/12 x 2.000.000 = 500.000. Gituuu seterusnya.
Nah tabungan yang terkumpul dalam waktu 1 tahun senilai 8 juta itu malah bisa tersisa jika ada kasus karyawan lama resign diganti karyawan baru. Yang resign pas 2 bulan menjelang lebaran, maka jatah THR 10 bulan lalu aman tersimpan bisa digunakan untuk yang lainnya.
Ada yang ngeluh, "massss!!! Keuangan usahaku masih berantakan, buat gaji aja cukupnya, masak aku harus cari hutangan buat bayar THR??"
Hehe.. Nah kalo begitu kondisinya mending terbuka kepada karyawan, ajak mereka ketemu semua jelaskan dengan gamblang, misal punya 5 karyawan:
"Saya minta maaf sekali selaku owner belum bisa memberi UMR 1 kali gaji, keuangan kita masih belum memungkinkan, tahun ini saya hanya bisa memberikan parcel sederhana untuk kalian semua, sambil kita berdoa bersama dan bekerja lebih giat lagi, semoga tahun depan usaha kita lebih baik dan dapat memberikan bonus THR yang layak untuk semuanya"
Insya Allah jika kita terbuka pada karyawan, niat tetap tulus maka mereka akan memahami.
Ketika kamu sudah bisa mengatasi hari-hari ribet tersebut, sebuah cerita dari karyawanmu bisa jadi spirit yang memotivasi, cobalah tanya pada salah satu dari mereka, uang dari THR untuk apa, jawaban mereka kadang sederhana:
"Alhamdulillah mas, uangnya saya belikan sarung, baju koko dan peci buat bapak, juga mukena baru buat ibu.. Mereka bahagia banget mas, karena ini dari hasil keringat saya, uang halal yang saya perjuangkan.."
Dan itu sudah cukuuup.. sangat cukuup membuatmu ikut bahagia..
Sumber: Post Group Jago Jualan bersama Dewa Eka Prayoga
0 Response to "THR... Tabungan Hari Ribet!"
Mohon komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan SPAM akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter. Terima kasih!
Maaf, komentar Anda dimoderasi dahulu sebelum ditampilkan.