Jika Anda pelaku MLM, mungkin atau seringkah Anda mengalami ini:
• Di-reject telepon Anda oleh kawan/karib Anda?
• Tak lagi diundang di pertemuan-pertemuan.
• Tiba-tiba tak berteman lagi di sosial media (un-friend), bahkan di block.
• Percakapan dengan kawan lama tak sehangat dulu.
• Berfikir, “Orang mau diajak sukses koq gak mau?”, “Niat saya kan mau bantu kamu..?”, “Suatu saat nanti kamu pasti akan bergabung..”.
• Merasa menemukan lingkungan ‘pendukung’ baru dalam jaringan Anda.
• Merasa kawan-kawan non jaringan seperti ‘pemadam kebakaran’ yang memadamkan api asmaraaah Anda..
• Atau mungkin perasaan-perasaan lainnya?
Jika Anda memiliki kawan pelaku MLM, mungkin atau seringkah Anda mengalami ini:
• Merasa dia koq berubah menjadi agresif.
• Dia membicarakan hal-hal yang membosankan bagi Anda.
• Anda merasa terancam, takut diprospek lagi dan lagi.
• Setiap melihat namanya muncul saat telpon bordering, Anda merasa deg-degan ketakutan diprospek.
• Saat dia sms, terasa hanya basa-basi, ujung-ujungnya prospek lagi.
• Seolah kawan Anda sudah dicuci otak atau kena guna-guna.
• Atau mungkin lainnya?
Coba baca di sisi sebaliknya >> Jika Anda pelaku MLM, baca apa yang dirasa prospek Anda. Jika Anda adalah prospek, baca apa yang dirasa kawan MLM Anda. Biar komplit.
Percaya tidak percaya, meski saya sudah minta Anda semua untuk membacanya, tetap saja ada yang tak merasakan apapun. Jika begitu, Anda perlu Kalibrasi Empati lagi..
Dalam dunia MLM, ada istilah ‘Fase Gila’. Fase dimana seseorang seperti menemukan kekasih baru >> eforia berlebih, kehilangan obyektifitas. “Tahi kucing rasa coklat. Coklat terasa tahi kucing..”. Sebetulnya bukan hanya di MLM, pilpres lalu juga terjadi. Pendukung yang fanatic berlebih, susah untuk diajak berfikir rasional. Kebaikan kubu lawan seolah tak terlihat, hanya keburukan yang terlihat.
Ada yang fase gilanya sebentar, ada yang lama, ada yang keterusan, gak waras-waras. Dalam fase gila tersebut, mereka (pelaku MLM) melakukan:
• Prospek membabi buta, tak membaca sikon, tanpa membangun keakraban (building rapport) atau terlihat sok akrab.
• Tidak mempelajari product knowledge dengan seksama, apalagi produk kompetitor serupa. Seolah menafikan kompetitor.
• Dulu gak pernah nongol, tiba-tiba nongol, karena ada maunya.
• Menganggap MLM yang ia ikuti adalah “The only (fastest) way to success..”. Tak ada yang secanggih, secepat, dan sedahsyat MLM dia.
• Berfikir SEMUA orang harus bergabung (direktur bank terkenal aja join, apalagi Anda yang cuma jongoss ). Pengusaha? Harus ikut, karena yang ini udah tersistem dan peluangnya besar sekali. Dokter? Harus ikut juga, karena dokter adalah self employee, gak bisa bebas finansial. Guru? Apalagi…, gajinya kecil. Disini bisa beli BMW, Lamborgini, kapal pesiar, apalagi becak..
• Semua akun socmed, status chat, isinya kabar dan testimoni MLM.
• Minta waktu ketemu. Sibuk? Kasih 2 pilihan waktu. Masih sibuk? Kejar minggu depannya. Ngeyel untuk ketemu..
• Berhasil presentasi, mulai closing, sebisa mungkin harus join hari itu juga.
• Memamerkan (cek, print rekening) penghasilan dirinya (kalau sudah dapat) atau penghasilan upline yang besar (menurut dia).
• 2 x 24 jam di follow up, jangan sampe jadi ‘cold’ lagi.
• Mereka yang join karena syarat (daripada ditelpon terus), masuk ke fase kedua: dikejar untuk prospek atau dicuekin, jika produknya hanya bisa sekali order.
• Mungkin ada lainnya..?
Parahnya, kawan-kawan yang masuk ke fase gila ini jauh lebih banyak daripada yang waras. Jadi bisa dibayangkan LEDAKAN PROSPECTING akan terjadi dimana-mana. SPAMMING dan BM jadi camilan sehari-hari. Ditegur? Seperti orang lagi mabuk cinta, sia-sia belaka. Itulah sebabnya kenapa MLM BANYAK yang BENCI.
Yang kasihan adalah para pelaku MLM yang SANTUN. Mereka jadi korban pukul rata para gilaers. Begitu dengar ia ikutan MLM, langsung tutup pintu rapat-rapat, takut diprospek. Padahal belum tentu juga.
Sistem pemasaran masal yang menggiurkan, tanpa kontrol yang ketat, akan menghancurkan nama baik perusahaan dan merusak jaringan pertemanan.
Saat ini, masa kejayaan MLM mulai pudar (kecuali yang abal-abal), karena lahirnya sistem baru: dropshipper dan reseller. Didukung oleh tumbuhnya pengguna smartphone, membuat dropship dan resell jadi primadona Saluran Distribusi dan Promosi Low Budget High Impact, no obligation.
Ramalan saya, dalam 2-3 tahun kedepan, sistem AFFILIATE akan menjadi primadona Saluran Distribusi dan Promosi di Indonesia. What's next?
“Sebaik-baiknya bisnis adalah yang menumbuhkan silaturahim, bukan menghancurkan, apapun dalihnya...”
*siap2diserbu
Sumber: Group Efbe Juragan Forum Bersama Jaya Setiabudi
Sumber: Group Efbe Juragan Forum Bersama Jaya Setiabudi
Mungkin karena banyak yang kena tipu kali..ya kan Bang Hendra...hahahhayyyyyyy.
BalasHapus